Rizki Ameliah, S.S, M.Si., Koordinator Literasi Digital Kominfo mengungkapkan jika Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung adanya perkembangan teknologi melalui coding untuk anak-anak.
Bahkan sejak tahun 2017 Kominfo sudah melaksanakan kegiatan literasi digital mengingat pentingnya percepatan transformasi digital khususnya pada masa pandemi yang membatasi kegiatan masyarakat agar terhindar dari penyebaran virus corona. Mau tidak mau masyarakat termasuk pelajar harus terus berdampingan dengan gadget untuk memudahkan mereka dalam menjalankan pembelajaran maupun bersosialisasi yang secara online.
“Jadi bagaimanapun kita harus meningkatkan literasi digital kita agar tidak semakin tertinggal dengan perkembangan teknologi,” kata Rizki Amaliah.
Salah satu kecakapan digital yang perlu dikenalkan pada anak-anak lanjut Rizki, ialah coding dan bahasa pemrogramannya. Mengingat saat ini banyak pekerjaan-pekerjaan yang berbasis program coding menjadi salah satu cara yang tercepat untuk mengembangkan kemampuan yang inovatif.
“Penguasaan teknologi digital meningkatkan kapasitas digital yang memiliki pengaruh terhadap PDB. Berdasarkan riset alfa beta bahwa PDB akan meningkat sebesar 16% dengan adanya peningkatan kapasitas talenta digital khususnya di Indonesia. Jadi penting banget orang tua setidaknya tahu mengenai coding dan mengarahkan anak-anak untuk belajar mengenai pemrograman,” tuturnya.
Ia melanjutkan dari data Batalle for Kids ada salah satu dari beberapa pilar informasi media dan teknologi skill di beberapa negara untuk satuan pendidikan tingkat dasar. Mereka menilai coding bisa membantu dalam melakukan problem solving atau memecahkan masalah dan memahami pelajaran yang berbasis seni.
“Jadi banyak sekali keuntungan yang kita dapatkan dari belajar coding ini karena coding juga menjadi salah satu contoh berpikir out of the box yang memperbaharui atau melakukan problem solving,” kata Rizki.
Dalam pembelajaran digital dan penguasaan teknologi tentunya diperlukan peningkatan kapasitas digital skill atau kecakapan digital. Untuk menjawab hal tersebut itulah Kementerian Komunikasi dan Informatika memiliki program literasi digital dasar, bekerjasama dengan gerakan nasional literasi digital siberkreasi.
“Salah satu tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kecakapan digital dasar agar mencegah penyebaran konten negatif sekaligus mengoptimalisasi konten-konten positif, salah satunya melalui coding. Selain itu Kominfo juga memiliki intermediate digital skill melalui digital talent scholarship,” ujarnya.
Mutiara Hikma M, BBA, MBA., Founder dan CEO Educourse menuturkan mengutip dari quotes Mendikbudristek Nadiem Makarim yang menyampaikan ada tiga skill bahasa yang wajib dikuasai anak-anak. Yaitu bahasa asing, bahasa pemrograman dan bahasa data atau bahasa pemrograman atau yang dikenal dengan sebutan coding.
“Everyone bisa belajar coding tapi jika ada anak-anak yang memang mau expert maka orang tua harus memberikan mengarahkannya ke expert class. Tapi jika anak-anak ini memang mungkin belum bakat kesana mereka tetap harus mengerti coding karena akan berpengaruh pada kehidupan sehari hari,” tutur Mutiara Hikma.
Ia mencontohkan anaknya belajar coding di educourse ternyata bukan hanya mengasah kemampuan critical thinking saja tetapi juga mengajarkan anak berpikir sistematis.
“Jadi belajar coding ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari hari. Anak-anak bisa berpikir secara sistematis, detail dan mereka juga bisa memecahkan masalah,” pungkasnya. (Hendriyanto)
—CodingFirst—
Comments