Ketika Ibu dan Ayah berjalan-jalan, apakah Ibu dan Ayah pernah melihat tempat les yang menawarkan program belajar coding untuk anak?
Sekarang, program les seperti ini sedang banyak digandrungi, lho.
Saat ini, skill coding dan programming memang sedang banyak dibutuhkan. Makanya, banyak sekolah yang menyarankan siswanya untuk mengambil ekstrakurikuler yang berhubungan dengan coding. Bahkan, beberapa sekolah memasukkan materi-materi coding dalam pelajarannya.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Stack Overflow tahun 2021, sebagian besar programmer mulai belajar coding pada usia kurang lebih sebelas tahun.
Lebih lanjut, Massachusetts Institute of Technology (MIT) menyarankan orang tua untuk mulai mendorong anak belajar coding sederhana sejak usia lima hingga tujuh tahun.
Lantas, apa saja sih, manfaat yang bisa didapatkan anak dengan belajar coding? Zenius sudah merangkumnya untuk Ibu dan Ayah, nih.
1. Meningkatkan Kemampuan Problem Solving
Menurut University of Texas, salah satu manfaat belajar coding untuk anak adalah meningkatkan kemampuan problem solving anak.
“Ketika anak-anak berpartisipasi dalam lingkungan pemrograman, mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan konsep matematika, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial.” – University of Texas
Dalam konteks pemrograman, pembuat kode terus-menerus ditantang dan diminta untuk memecahkan masalah. Praktiknya, coding mengharuskan mereka untuk memecah masalah menjadi sub-masalah yang lebih mudah dikelola, kemudian maju melalui proses berulang dalam mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengimplementasikan solusi.
Dengan demikian, anak-anak bisa mulai mengasah kemampuan problem solving mereka saat belajar coding.
2. Meningkatkan Kemampuan Computational Thinking
Selain kemampuan problem solving, manfaat belajar coding untuk anak adalah meningkatkan kemampuan computational thinking.
Computational thinking adalah kemampuan memecahkan masalah dengan bantuan komputer. Anak yang meningkatkan kemampuan ini didorong untuk memecah masalah kompleks menjadi masalah yang lebih kecil, sehingga bisa mengungkapkan pola proses yang mendasarinya.
Pada anak-anak, terutama anak-anak generasi alpha, kemampuan ini diperlukan karena sebagian besar anak berhadapan dengan komputer sejak usia dini.
Melalui coding, anak-anak memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pola berpikir algoritmik dan dapat membantu anak dalam memecahkan masalah. Kemampuan ini juga memiliki dampak positif yang jelas pada kinerja anak dalam jangka panjang, misalnya saat bekerja di masa depan nanti.
3. Meningkatkan Kreativitas
Ketiga, manfaat belajar coding untuk anak adalah meningkatkan kreativitas.
Dilansir dari Inc, para peneliti dari UC Berkeley menyebut bahwa kreativitas seseorang akan menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Lalu, bagaimana cara menjaga kreativitas anak Ibu dan Ayah hingga dewasa nanti? Para peneliti ini menyarankan Ibu dan Ayah untuk mendorong anak belajar coding.
Dengan belajar coding, anak-anak terus-menerus didorong untuk bereksperimen. Begitu mereka memahami fungsi dasar dari coding yang dipelajarinya, mereka dapat terus bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana jika saya mencoba coding ini? Apakah itu akan berhasil?”
Komputer juga akan langsung memberikan feedback yang mendorong anak untuk menemukan solusi yang dapat diterapkan untuk tantangan apa pun yang mereka hadapi. Belajar coding sesuai usia mendorong anak-anak untuk bercerita, menghidupkan karakter, dan mengembangkan program unik, yang memberdayakan mereka untuk menggabungkan pemikiran logis dan sistematis mereka dengan pembelajaran kreatif, artistik, dan intuitif.
4. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Berbanding terbalik dengan mitos kebanyakan mengenai pekerjaan yang berhubungan dengan programming, aktivitas coding sebenarnya banyak berhubungan dengan orang lain lho, Ibu dan Ayah.
Sebagian besar pekerja programming bekerja untuk tim yang secara kolektif. Bahkan pekerja programming yang bekerja secara freelance tetap berkomunikasi dengan kliennya selama proses pengerjaan proyeknya.
Lebih lanjut, sebuah studi yang dipublikasikan oleh Information and Software Technology menemukan bahwa kinerja pekerja programming berkaitan erat dengan dinamika tim dalam menyelesaikan pekerjaannya. Artinya, kemampuan komunikasi adalah salah satu kunci dari kinerja mereka.
Mendaftarkan anak Ibu dan Ayah ke kelas pemrograman bisa menjadi cara yang bagus untuk mengembangkan keterampilan membangun tim dan komunikasi mereka, lho. Anak akan terdorong untuk memiliki keterampilan komunikasi yang bermanfaat bagi mereka untuk menavigasi lingkungan sosial, berkolaborasi dengan orang lain, berkinerja baik secara akademis, dan mencapai tujuan mereka.
5. Mendorong Kegigihan Anak
Manfaat belajar coding untuk anak selanjutnya adalah mendorong anak untuk bersikap gigih.
Ketika anak-anak mulai belajar coding, mereka belajar bahwa kegagalan itu sementara, dan tidak perlu sampai frustrasi atau menghambat kemajuan. Bahkan keberhasilan kecil dapat memberikan dorongan yang dibutuhkan mereka untuk mengatasi masalah dalam codingnya. Seiring waktu, ketekunan ini dapat meningkatkan kegigihan anak yang di masa depan akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan karier mereka.
Belajar coding juga dapat membantu anak Ibu dan Ayah mengembangkan growth mindset. Growth mindset merupakan filosofi di mana kemampuan seseorang untuk belajar dapat ditingkatkan, disesuaikan sesuai kebutuhan, dan mendorongnya melawan kegagalan yang dapat melemahkan semangat.
Tentunya, filosofi ini sangat membantu anak saat dewasa dan bekerja nantinya.
6. Meningkatkan Kemampuan Digital Literacy
Seperti yang sudah Zenius jelaskan di atas, anak-anak saat ini akan lebih banyak berinteraksi dengan gadget dibandingkan Ibu dan Ayah. Untuk itu, dibutuhkan kemampuan digital literacy agar anak tidak mengalami kesulitan dalam mengakses informasi secara digital.
Digital literacy mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami dan terlibat dengan teknologi dengan cara yang bijaksana dan bermakna.
Misalnya, anak-anak yang memiliki kemampuan digital literacy dapat mencari sebuah topik secara online, menemukan informasi yang relevan mengenai topik tersebut, dan kemudian berpikir kritis sesuai dengan informasi yang mereka terima. Selanjutnya, mereka dapat membentuk pendapat mereka sendiri mengenai topik tersebut. Mereka juga dapat mengelola kehadiran digital mereka dan berkomunikasi dengan orang lain melalui saluran online.
Belajar coding dapat membantu anak meningkatkan kemampuan ini.
Meskipun coding saat ini belum menjadi kebutuhan sehari-hari bagi pengguna, coding diprediksi akan semakin dibutuhkan dalam beberapa tahun ke depan. Saat ini saja, hampir semua komunikasi online difasilitasi melalui program dengan coding. Contohnya adalah game Minecraft yang memungkinkan pengguna untuk membuat kode fitur mereka sendiri.
Jadi, tidak ada salahnya jika Ibu dan Ayah mendorong anak untuk belajar coding sejak dini. Sehingga, anak di masa depan memiliki kemampuan digital literacy yang dibutuhkan.
Nah, dari penjelasan di atas, apakah Ibu dan Ayah jadi tertarik mendorong anak untuk belajar coding?
—CodingFirst—
Comments